KOMPAS.com -
Samsung menyatakan bergabung dengan Linux Foundation dan langsung
menjadi donatur tingkat Platinum. Tingkat ini merupakan level tertinggi
dalam struktur keanggotaan yang mewajibkan donasi 500 ribu dollar AS per
tahun.
Investasi Samsung di Linux Foundation, membuat perusahaan asal Korea Selatan itu duduk di dewan yayasan dan memungkinkan pengawasan lebih besar dalam proyek Linux, termasuk sistem operasi mobile Tizen, yang baru saja lahir dari hasil kerjasama antara Samsung, Intel, dan Linux.
Tizen, yang merupakan sistem operasi mobile open source, disebut-sebut akan menjadi alternatif setelah iOS dari Apple dan Android dari Google. Tizen dan Android menggunakan kernel yang sama, yakni Linux.
Menurut juru bicara Linux Foundation, langkah Samsung yang sangat mendukung Android dan Tizen ini, seakan menyerang posisi Apple.
"Setelah baru saja mengalahkan Nokia sebagai produsen ponsel terbesar di dunia, sekarang jelas bahwa Samsung mencoba menyerang Apple dengan kedua sistem operasi kernel Linux," ujar juru bicara.
Menyadari bahwa Samsung tak bisa terus menerus bergantung pada Android, mereka mencari alternatif baru yang bisa menantang iOS. Karena itulah, Samsung berani berinvestasi besar di Lunux demi penelitian dan pengembangan Tizen.
Investasi Samsung di Linux Foundation, membuat perusahaan asal Korea Selatan itu duduk di dewan yayasan dan memungkinkan pengawasan lebih besar dalam proyek Linux, termasuk sistem operasi mobile Tizen, yang baru saja lahir dari hasil kerjasama antara Samsung, Intel, dan Linux.
Tizen, yang merupakan sistem operasi mobile open source, disebut-sebut akan menjadi alternatif setelah iOS dari Apple dan Android dari Google. Tizen dan Android menggunakan kernel yang sama, yakni Linux.
Menurut juru bicara Linux Foundation, langkah Samsung yang sangat mendukung Android dan Tizen ini, seakan menyerang posisi Apple.
"Setelah baru saja mengalahkan Nokia sebagai produsen ponsel terbesar di dunia, sekarang jelas bahwa Samsung mencoba menyerang Apple dengan kedua sistem operasi kernel Linux," ujar juru bicara.
Menyadari bahwa Samsung tak bisa terus menerus bergantung pada Android, mereka mencari alternatif baru yang bisa menantang iOS. Karena itulah, Samsung berani berinvestasi besar di Lunux demi penelitian dan pengembangan Tizen.
Sumber :