
Google
Bouncer, akan secara otomatis menyaring semua aplikasi yang akan
disubmit oleh developer ke Google Play Store. Sistem keamanan ini
bekerja dengan cara mensimulasikan cara kerja tiap aplikasi yang
diunggah, tujuannya jelas, agar bisa diketahui aplikasi tersebut
berbahaya atau tidak sebelum sampai ke tangan pengguna Android.
Tapi
tetap saja, meski sudah diusahakan semaksimal mungkin, 2 orang pakar
keamanan berhasil menemukan celah di dalamnya, dan bahayanya lagi,
'lubang' ini bisa digunakan siapa saja untuk mengirim aplikasi jahat ke
Google Play Store.
Kedua pria pintar itu adalah Charlie Miller
dan Jon Oberheide, dan keduanya berhasil menerobos sistem Bouncer dengan
mengirimkan aplikasi pencuri data ke Google. Ada beberapa cara yang
bisa mereka lakukan untuk sukses, salah satunya dengan menyembunyikan
sifat asli aplikasi saat diperiksa oleh Bouncer.
Seperti dikutip detikINET dari sophos,
Sabtu (9/6/2012), saat ini Miller dan Oberheide sudah mempertontonkan
aksinya kepada Google dan membeberkan semua trik yang bisa dilakukan
untuk menembus Bouncer dengan harapan akan segera diperbaiki.
Aksi
Miller dan Oberheide saat menerobos sistem keamanan Google Play Store
pun telah diunggah di YouTube. Berikut adalah demonstrasi kedua hacker
cerdik tersebut.
Sumber:
http://inet.detik.com/read/2012/06/09/150724/1937089/323/hacker-ungkap-cara-membobol-google-play?i991102105